pergumulan 2

menyambung pergumulan 1 kemaren...
pergumulan- pergumulan itu semakin kuat dan malah semakin melebar, aku tiadk mengerti apakah hanya aku yang merasakan atau memang seumuran dengan aku memang merasakan ini. Berat menyandang pengangguran di lingkungan masyarakat pekerja, kesana kemari kena sindiran belum perasaan bersalah selalu menghantuiku. sudah di sekolahkan tinggi2, simbok berharap banyak padaku tapi kenyataannya masih nol. aku yang di gadang2 akan mampu mengubah citra keluarga tapi tidak bisa diandalkan.

sekarang yang dapat aku lakukan berusaha sekeras mungkin untuk memenuhi kebutuhan ku dulu. aku g mau merepotkan orang lain, aku bekerja apa aja ini resiko yang harus aku ambil karena aku tidak mau merantau lagi bukan karena aku manja, bukan!! karena aku sayang sama simbokku y walau ia jika ditinggal takkan apa2 tapi aku kasihan karena tinggal dia orang tuaku, aku tidak mau kecolongan lagi. seperti almarhum bapakku.

aku mencoba usaha kecil2 lan ya apa aja asal keluar duit....... agak aneh sih pandangan orang2, lha wong sekolah tinggi2 kok sama saja dengan yang lulusan sd, kerjanya cuma ke sawah dan nguli seadanya.